Apa? Kamu bingung? Santai, bisa gue jelaskan. Jadi Ghibah Bareng Bloger adalah sebuah rubrik baru di blog gue yang berisi seputar tanya jawab serta gosip-gosip yang sedang hot dengan para bloger personal
Pada episode perdana dari Ghibah Bareng Bloger, gue sudah memilih seorang bloger yang belakangan namanya kerap disebut-sebut diperbelantika dunia bloger. Bukan karena dia baru aja merilis buku tapi karena.....
.
.
.
.
Twit yang memancing keributan netizen. Uwaduuh.
Dia adalah Gigip Andreas! Jangan ketuker sama Gegep dari cerita fiksinya seseorang ya.
Jadi di Ghibah Bareng Bloger ini, Gigip bakal sedikit bahas tentang twit yang banyak menimbulkan kesalahpahaman di antara netizen (emang nih netizen haus akan keributan).
Gak perlu berlama-lama lagi, yuk ikutin tanya jawab gue bersama Gigip.
GUE: Haloo Gip! Boleh kenalin diri dulu gak? Kali aja banyak orang yang belum tahu lu siapa.
GIGIP: Halo, Gigip Andreas di sini! Cuma manusia biasa, normal, dan kalau kalian nggak kenal, itu hal yang wajar. Karena kalau gue udah terkenal, kayaknya gue nggak akan ada di program ini sih. Mungkin udah nongol di TV, masuk acara talkshow, atau ikutan acara kuis Cak Lontong. HAHAHA.
Sejujurnya gue bingung mau mendeskripsikan diri kayak gimana, karena emang enggak ada hal keren yang bisa gue promosiin untuk branding juga. Tapi singkatnya, untuk saat ini, gue bisa bilang bahwa gue seorang bloger. Itu aja kali ya? Sangat biasa saja memang. Huhu.
GUE: Mantap. Oia, lu tuh umur berapa sih?
GIGIP: Juli 1996. Berarti sekarang berapa? 22 ya? Tapi gue selalu merasa umur gue 19 sih.
GUE: Umur-umur di mana rawan di tanya kapan nikah. Eh emang lu udah punya pacar belum nih?
GIGIP: Inilah kenapa gue selalu merasa berusia 19, karena semakin mendekati usia 25, semakin bacot pula pacar gue minta nikah. Ya, dia pengin nikah muda, dan gue... nggak tau belum siap aja. Belum siap jadi suami, belum siap punya anak, dan yang paling penting: belum siap disuruh-suruh beliin softext ke warung. Ini penting.
GUE: Soal ngeblog, kayaknya gue baru kenal blog lu beberapa waktu lalu. Emang sejak kapan mulai ngeblog?
GIGIP: Pertama kali ngeblog bulan Juni 2013. Lupa tanggalnya. Mungkin pertengahan Juni. Itu blog lama, zaman masih pake MyWapBlog. HAHA. Baru pindah ke Blogspot di bulan Oktober 2013. Blog itu bertahan sampai Desember 2017. Ngilang bentar, terus bikin blog baru tanggal 9 Maret 2018. Yang blog sekarang itu.
GUE: Sebenarnya, gue kenal blog lu juga gara-gara sebuah kasus di Twitter wkwk. Kasus "Blog beda kelas". Ceritanya gimana sih?
GIGIP: Definisi kasus di KBBI apaan sih? Gue belum cek. Tapi kayaknya terlalu "wah" kalau kejadian itu dibilang kasus. Istilah ringannya apa ya? Salah paham? Oke, gue sebut itu 'kejadian' aja ya.
Jadi gini, Gue abis dengerin Podcast Adriano Qalbi yang dengan tamu Ryan Adriandhy (2016), di obrolan mereka, Adri bilang, "Gue kangen Ryan manggung. Gue butuh komika yang ketika dia tampil bisa bikin gue pengin ngejar dia. Dan lo salah satu komika itu."
Terus gue mikir, kayaknya ini bisa jadi salah satu cara untuk ngilangin kejenuhan rutinitas blogging. Kresnoadi DH pernah nulis di blog-nya, dia ngerasa kegiatan membaca dan menulis jadi nggak seasik dulu. Dia pikir, mungkin alasannya karena belum nemu tulisan bagus yang bisa nampar dia dan ngerasa cupu. Singkatnya, dia butuh bahan bacaan bagus (sesuai versi dia) untuk bikin kegiatan nulis jadi lebih 'berasa' lagi.
Dan gue setuju. Opini Adriano Qalbi sama Kresnoadi DH itu sebenarnya mirip-mirip kan. Dan gue ngerasa, itu juga yang gue rasain. Jadi, malam itu gue chat N Firmansyah, gue minta daftar blogger yang nulis komedi yang dia tau. Karena ada banyak blogger yang tulisannya bagus, tapi beda kelas (beda genre, beda niche).
Sebagai salah satu manusia alay yang main media sosial, tentunya gue pengin kekinian kayak netizen dong. HAHA. Jadi chat itu gue capture dan gue upload ke Twitter. Nah, kayaknya sih, ada beberapa orang yang salah paham sama konteks yang gue maksud. Dan itu yang kemarin-kemarin sempat rame di Twitter.
Sejauh yang gue tangkap, mereka salah paham karena mengartikan "beda kelas" itu kayak perbandingan level. Kayak seolah-olah gue bilang bahwa komedi gue kelas A, komedi orang lain kelas B. Padahal ya, maksud "beda kelas" itu beda niche/genre.
GUE: Beberpa orang yang salah paham, siapa aja tuh?
GIGIP: Berapa orang yang salah paham, totalnya gue nggak tau. Yang gue tau cuma Dian Hendrianto. Makanya waktu itu gue mention Dian di Twitter, dia reply, dan gue anggap salah pahamnya udah selesai.
Tapi setelah beberapa hari, setelah gue sama Dian udah ngobrol dikit, gue baru kepikiran, "Mungkin Dian juga maksudnya bercanda ya? Cuma, karena gue nggak terlalu kenal sama Dian, jadi belum bisa bedain." Jadi ya, bisa aja emang waktu itu Dian bercanda dan gue yang nggak tau. Hahaha.
Dan kalau Dian cuma bercanda, berarti gue yang salah paham. Tapi intinya kan, waktu itu gue cuma nyoba klarifikasi, jaga-jaga Dian salah paham. Tapi ya udah lah ya, toh intinya udah selesai juga.
GUE: Lu juga sempat bikin tulisan klarifikasi masalah salah komunikasi itu di blog. Tapi terakhir gue liat, tulisannya udah gak ada. Apa lu hapus?
GIGIP: Gue hapus karena itu emang buat klarifikasi buat yang bersangkutan. Gue cuma bingung mau nulis di medium apa karena Twitter kependekan, kalau ngirim email lampiran gambar terpisah juga, jadi ya, saat itu yang ada di otak gue cuma blog. Berhubung udah selesai, gue tarik lagi tulisan itu. Begitu, Pak. Hehe.
Alasan lain: mengurangi manusia sotoy yang mungkin aja punya kesimpulan "Wah si Gigip ada masalah sama Dian. Mereka musuhan nih!" Nggak kok. Gue nggak musuhan sama Dian (setidaknya gue nggak dendam atau gimana).
GIGIP: Pertanyaan kayak gini nih yang bikin program Ghibah jadi seru, sekaligus ngeselin. HAHAHA. Sialan emang Ghibah. I love Ghibah! Haha.
Soal tulisan Yoga, awalnya gue emang agak keberatan karena dia bikin cerita yang kontroversi. Sebenarnya nggak masalah sih kalau dia cuma narik "topiknya" tanpa bawa-bawa nama. Iya emang dia plesetin semua nama. Tapi kan, nama yang dia pake itu dari orang-orang yang emang bersangkutan.
Gue nggak masalah sama semua yang dia tulis (termasuk cara dia ngebentuk karakter Gegep—yang mana diadaptasi dari gue), masalah gue cuma satu. Ketika dia nulis bagian "Gegep agak kesal pada Ebi karena dibilang tulisannya nggak lucu." Yang gue khawatirkan, Ebi (di dunia nyata itu Febri Dwi Cahya) jadi nganggap bahwa gue emang kesel sama komentar dia. Padahal nggak. Gue nggak kesel sama Febri. Makanya setelah baca tulisan Yoga itu, gue langsung chat Febri untuk ngejelasin. Untungnya Febri ngerti.
Dan karena Febri bisa ngerti, ya udah, gue nggak terlalu ngemasalahin tulisan Yoga lagi. Toh, Yoga sendiri yang bilang bahwa tulisan itu fiksi dan nggak semua yang ada di tulisan benar-benar terjadi di dunia nyata. Meskipun jauh di dalam hati tetap ada rasa khawatir pembaca dia ada yang salah tangkap. Bisa aja ada yang ngartiin itu sebagai bentuk sarkasme, kan?
Maksud gue, ya kalau lo di posisi gue, mungkin bisa lebih ngerti. Tokoh gue di cerita itu digambarin sebagai karakter yang "berdosa" kan, dengan segala keangkuhannya. Ya.. pokoknya gitu lah.. -__-
Tapi gue sama Yoga baik-baik aja sih. Nggak ada ribut-ribut atau konflik. Tambahan: gue nggak bilang pembunuhan karakter ya. Gue cuma khawatir ada salah paham lagi, khususnya di percakapan gue sama Febri. Selebihnya sih gue nggak terlalu jadi masalah.
GUE: Selain itu, punya pengalaman seru apa aja selama ngeblog?
GIGIP: 1) Tahun 2013 gue pernah dapet pacar dari blog. Dia pembaca, kami kenalan, kontakan, terus pacaran. Dia orang Bekasi, anak orang kaya. Sekarang dia kuliah di Jogja. Dia mutusin gue dan nyari cowok lain yang kaya juga. Emang kapitalis banget si kampret.
2) Tahun 2014 menang lomba blog dari RakBuku. Dan itu satu-satunya lomba yang gue pernah ikuti, dan gue menang. Abis itu nggak pernah ikutan lomba lagi. HAHAHA.
3) Selebihnya sih, seneng aja bisa sharing sama banyak orang. Sama orang yang (ngakunya) suka bacain tulisan gue di blog, mereka ngirim email, beberapa tukeran ID Line (bukan modus ya, tapi dulu Line GetRich emang booming kan). :p
Ya, kayaknya sih, itu-itu aja pengalaman seru gue di dunia blog. Yang paling berkesan? Ketika bisa ketemuan sama orang yang (ngakunya) suka bacain blog gue, ngobrol-ngobrol tukar pikiran. Itu jauh lebih bernilai dari semua yang pernah gue dapetin (untuk saat ini).
GUE: Punya bloger favorit gak? Siapa?
GUE: Kenapa tuh? Apa mereka satu kelas? Haha.
GIGIP: Secara harfiah (cielah), apaan. Haha. Nggak sih, gue suka mereka bukan karena komedinya. Tapi karena persona. Kresnoadi, kalau lo baca tulisan dia, rasanya kayak kita dibawa masuk ke dunia dia. Khususnya di tulisan yang perenungan gitu ya. Gue selalu tertarik sama orang introvert karena pemikiran mereka pasti unik.
Farih, gue suka tulisannya karena gaya dia. Agia juga. Penyampaian mereka beda.
Again, bukan soal komedinya. Tapi persona.
GUE: Oke, pertanyaan terakhir. Siapa bloger yang pengin lu ghibahin di rubrik ini?
GIGIP: Biar lo gampang, gue minta blogger pengangguran aja ya. Haha. Dia pasti bakal nge-bangsat-in gue sih. Haha. Febri Dwi Cahya. Bahas soal pergeseran dia dari jomblo menjadi orang yang punya pacar.
Maksudnya, apa aja dampaknya bagi dia setelah punya pacar ke dunia blog. Ke tulisan-tulisan dia yang sekarang. Apakah ada yang beda? Atau biasa aja? Tolong dibahas, Pak. Haha.
GUE: Thanks ya Gip udah meluangkan waktunya yang sangat luang.
GIGIP: Kebetulan gue manusia yang waktu luangnya banyak banget. Terima kasih juga.
Itu tadi bincang-bincang santai bersama Gigip Andreas. Kesimpulannya, masalah tentang bloger beda kelas itu udah clear dan cuma salah paham aja.
Terus Gigip juga request buat undang Febri Dwi Cahya di rubrik ini. Bapak Febri apakah bersedia saya tanya-tanya?
Oia, karena ini baru episode perdana dan pasti masih banyak kekuarangannya. Boleh loh kasih masukan di kolom komentar!